Menutup 2024 - Tahun ke 4 Sebagai Remote Engineer di Perusahaan IT Singapura

Pengantar πŸ‘‹

1

Tulisan pertama saya dalam bahasa Indonesia, sekaligus kesempatan untuk kembali menulis setelah cukup lama terhenti karena kesibukan. Tahun ini adalah tahun ke-4 saya bekerja sebagai Lead Engineer dengan fokus Backend untuk perusahaan IT Konsultan di Singapura secara Remote πŸ’»

Bekerja dari jarak jauh tanpa harus berada di kantor telah membawa saya pada banyak tantangan dan pelajaran berharga yang jarang diajarkan di bangku kuliah. Saya merasa ini waktu yang tepat untuk berbagi pengalaman. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi siapa saja yang ingin berkarir di dunia IT yang luas ini, khususnya di perusahaan mancanegara 🌍

Keahlian yang Diperlukan untuk Berkarier di Singapura πŸ‡ΈπŸ‡¬

1. Bahasa Inggris

x
Tanpa ragu, kemampuan bahasa Inggris saya tempatkan di urutan pertama. Tanpanya, peluang untuk diterima akan sangat kecil, terutama dalam hal listening dan speaking. Kemampuan listening yang baik sangat penting karena Anda akan sering mendengar aksen-aksen yang tidak familiar, seperti aksen Singapura, China, atau Vietnam. Aksen-aksen ini tentu berbeda dari aksen US atau UK yang umumnya diajarkan di sekolah. Ini krusial karena Anda harus dapat memahami percakapan dengan pelafalan cepat dalam kolaborasi lintas negara.

Kemampuan speaking juga tidak kalah penting. Dulu, saya berpikir bahwa sebagai Engineer, memahami bahasa Inggris secara pasif sudah cukup. Namun kenyataannya jauh berbeda. Kemampuan berbicara dan menyampaikan ide dengan jelas adalah kunci utama, terutama saat Anda harus memimpin tim, meyakinkan klien, atau mengusulkan ide dalam rapat. Bagaimana mungkin Anda bisa melakukan semua itu tanpa kemampuan speaking yang baik? Mustahil. Semua ini perlu pembiasaan, tidak bisa instan.

2. Keahlian Teknis yang Spesifik dan Mendalam

x

Menjadi spesialis di bidang tertentu sangat penting, terutama jika perusahaan sudah membuka posisi remote. Artinya, saingan Anda tidak hanya terbatas pada orang lokal, tetapi juga dari seluruh dunia. Oleh karena itu, Anda harus memiliki skill yang spesifik dan mendalam untuk bisa bersaing di pasar IT global.

Jangan terjebak untuk menjadi generalis, kecuali memang posisi Anda menuntut demikian. Di Singapura, Anda akan dibayar mahal karena spesialisasi Anda. Fokus pada satu bidang dan pastikan Anda menguasainya hingga level mendalam. Spesialisasi Anda sebagai Engineer akan menjadi nilai jual utama yang membedakan Anda dari pesaing di pasar kerja Singapura maupun negara lain.

3. Etos Kerja dan Dedikasi Tinggi

x

Umumnya, etos kerja orang Singapura sangat luar biasa. Kultur kerja di sini mendorong Anda untuk selalu memberikan yang terbaik. Sebagai contoh, beberapa hari lalu, meskipun hari libur Natal dan klien kami sedang cuti, mereka tetap bekerja untuk memastikan sistem mereka terintegrasi dengan sistem kami tanpa kami minta. Hal seperti ini sangat jarang saya temui di Indonesia.

Saya sekarang memahami mengapa negara ini maju. Selain kompeten dan punya integritas, mereka juga memiliki sumber daya manusia yang benar-benar pekerja keras. Anda sangat dihargai di sini jika menunjukkan etos kerja yang sama, dan Anda pun selayaknya memberikan feedback yang setara, bekerja dengan dedikasi dan profesionalisme demi keberhasilan bersama. Negara sekompetitif ini tidak cocok untuk orang yang sering mengeluh 🚩

Tantangan πŸ”₯

x

1.Mempelajari Sesuatu yang Baru dengan Cepat

Industri IT, khususnya software development, bergerak sangat cepat. Teknologi baru muncul setiap saat. Anda akan sering dihadapkan pada proyek yang mengharuskan penggunaan teknologi yang tidak umum bahkan closed source 🀒. Tantangannya adalah mempelajari hal ini dengan cepat agar proyek tetap berjalan sesuai rencana.

2.Estimasi Waktu dan Kesiapan Rencana Cadangan

x

Setelah menghadapi teknologi baru yang asing, Anda perlu memperkirakan waktu implementasinya dalam proyek. Tantangan ini melibatkan banyak ketidakpastian, seperti limitasi software, fitur yang tidak sesuai kebutuhan, atau cara meningkatkan performa di masa depan. Selain itu, Anda harus memiliki banyak solusi alternatif bilamana solusi utama yang Anda tawarkan gagal di tengah jalan. Kemampuan ini menjadi krusial untuk menjaga proyek tetap berada di jalur yang benar.

3.Bekerja dengan Banyak Proyek dalam Waktu Bersamaan

x

Jika perusahaan Anda adalah IT konsultan umumnya Anda akan menangani beberapa proyek sekaligus. Anda akan sering menghadapi tantangan ini. Bekerja remote tidak selalu santai. Meeting mendadak dengan klien sering terjadi, dan Anda harus siap dengan pertanyaan yang akan ditembakan pada Anda.

Saat Project A sedang penuh dengan pekerjaan yang menumpuk, Project B membutuhkan persiapan untuk presentasi besok, dan Project C ada bug kritis yang harus segera diatasi. Bisa dibayangkan ya ?. Situasi seperti inilah yang sangat menekan, terutama ketika proyek-proyek tersebut memiliki urgensi yang sama. Oleh karena itu, kemampuan untuk menetapkan skala prioritas dan menjaga kesehatan mental menjadi sangat amat penting untuk menghadapi tekanan semacam ini.

4.Porsi Meeting yang Semakin Banyak

x

Dulu, saya pikir urusan klien sepenuhnya akan diwakili oleh Project Manager (PM), Engineer tinggal fokus coding. Ternyata salah besar, semakin naik level menjadi Senior atau Lead, porsi meeting justru semakin banyak, baik internal maupun eksternal dengan klien. Sebagai engineer, Anda sering kali harus menjelaskan aspek teknis, memberikan solusi, atau membahas kendala langsung dengan klien tanpa perantara PM.

Saya sendiri masih membiasakan diri hingga hari ini, karena saya bukan tipe orang yang suka banyak meeting. Terlebih, meeting seringkali muncul mendadak tanpa persiapan sebelumnya. Di setiap meeting, dibutuhkan kemampuan berpikir cepat untuk menjawab semua gempuran pertanyaan teknis yang diarahkan pada anda.

Hal yang Seharusnya Saya Sadari Sejak Awal πŸ˜”

x

Setelah 4 tahun bekerja, ada beberapa hal yang baru saya sadari. Hal-hal sederhana yang ternyata berdampak besar pada keseimbangan hidup. Saya harap Anda bisa menyadarinya lebih awal.

1. Belajar Teknologi Karena Kebutuhan, Bukan Karena Tren

x

Dulu, saya sering terjebak dalam keinginan untuk mempelajari tren teknologi terbaru. Saya belajar tools tertentu hanya karena banyak dibicarakan, tanpa benar-benar memahami apakah itu relevan dengan pekerjaan atau kebutuhan. Akibatnya, banyak waktu yang terbuang untuk mempelajari hal-hal yang akhirnya jarang atau bahkan tidak saya gunakan. Dan percayalah sesuatu yang kamu pelajari jika jarang digunakan dipastikan akan cepat dilupakan.

Jika Anda masih pelajar atau mahasiswa, tidak ada masalah, eksplorasi teknologi justru penting. Namun, ketika sudah memasuki dunia profesional, waktu Anda sangat terbatas. Hindari membuang waktu untuk hal-hal yang Anda ragu atau bahkan tidak tahu apakah akan digunakan kedepannya. Sekarang, saya lebih selektif dan fokus pada teknologi yang benar-benar mendukung kebutuhan pekerjaan saya.

2. Weekend Harusnya Untuk Istirahat

x

Saya sering mengorbankan akhir pekan untuk menyelesaikan pekerjaan. Misalnya, jika diberi deadline satu minggu, saya akan menyelesaikannya dalam dua hari kerja. Kenapa bisa lebih cepat? Karena saya kerjakan di akhir pekan!. Bahkan, jika semua tugas dalam minggu itu sudah selesai, saya akan mencuri start dengan mengerjakan semua tugas yang harusnya baru dikerjakan dua atau tiga minggu lagi.

Alibi yang saya berikan pada diri saya waktu itu adalah, β€œSupaya hari Senin lebih santai…” padahal pada dasarnya saya memang seorang Workaholic.

Efeknya? Burnout. Saya akhirnya menyadari bahwa ini tidak sehat. Tubuh dan pikiran butuh waktu untuk istirahat. Sekarang, saya berusaha menjaga agar akhir pekan untuk recharge. Menikmati hobi dan waktu bersama keluarga. Kita hidup bukan hanya untuk bekerja, lalu mati.

3. Olahraga Rutin: Lebih dari Sekedar Kesehatan πŸš΅β€β™€οΈ

x

Saya telat menyadari ini. Kamu boleh memiliki hobi apa saja, tapi saya sarankan untuk memiliki satu saja hobi olahraga yang benar-benar kamu lakukan secara rutin, bukan musiman. Dalam kasus saya, saya memilih bersepeda. Kenapa sepeda? Karena saya butuh olahraga yang bisa saya lakukan sendirian, tanpa harus menunggu siapapun. Semakin dewasa, circle pertemanan semakin mengecil, dan saya sudah tidak terlalu relate dengan olahraga kelompok seperti sepak bola dan lainnya. Selain itu, saya butuh olahraga yang dekat dengan alam untuk menyegarkan otak dan mata setelah berjam-jam di depan komputer.

Bersepeda bukan hanya membuat tubuh lebih sehat, tetapi juga sangat efektif untuk menurunkan stres. Olahraga ini memberi saya waktu untuk menjernihkan pikiran, pergi ke tempat yang menenangkan, jauh dari layar dan rutinitas pekerjaan. Saat ini, saya aktif bersepeda minimal tiga kali seminggu, dengan jarak rata-rata 130-200 KM per minggu. Dan percayalah, ini benar-benar bekerja!. Fokus saya semakin tajam juga tidak mudah lelah. Saya harap saya memulainya sejak dulu. Jika kamu belum punya satu hobi olahraga, segeralah miliki dan lakukan secara rutin.

x

Bonus: Penampakan kesayangan saya yang sering keluar masuk hutan 🌳

Tips Berkarir di Mancanegara πŸ›©οΈ

x

Untuk Fresh Graduate:

Tingkatkan Bahasa Inggris dan Bangun Portofolio yang Kuat. Kuasai bahasa Inggris sebagai modal komunikasi global. Selain itu, bangun portofolio yang mencerminkan kualitas karya terbaik Anda. Fokus pada beberapa proyek yang relevan dan menunjukkan keahlian mendalam, bukan hanya sekedar banyak proyek. Portofolio yang solid akan memberikan gambaran yang jelas mengenai kemampuan Anda. Percayalah umumnya pasar IT global lebih melihat portofolio atau pengalaman anda daripada almamater kampus anda.

Untuk Profesional / Berpengalaman:

Perkuat Profil dengan Sertifikasi Internasional. Untuk banyak role IT di Singapura bahkan pasar global, yang lebih penting bukanlah dari Universitas mana Anda lulus, melainkan skill yang Anda miliki. Semua orang bisa mengatakan β€œsaya bisa AWS”, β€œsaya mengerti Azure”, atau β€œsaya paham Google Cloud”, tetapi masalahnya adalah, buktinya mana ? πŸ™‚

Disinlah peran Sertifikasi. Ini adalah bukti konkrit kompetensi Anda yang diakui secara global, bukan hanya pengakuan anda sendiri. Saya tidak mengatakan bahwa orang yang tidak memiliki sertifikasi itu tidak kompeten, tidak sama sekali. Namun yang ingin saya tekankan sertifikasi sangat membantu dalam proses seleksi dan menunjukkan komitmen Anda untuk terus berkembang dan punya niat belajar yang kuat. Pegang kata-kata saya, di pasar global IT, sertifikasi seperti AWS, Azure, GCP, dan lain-lain jauh lebih dihargai dibandingkan Ijazah. Ambil minimal dua sertifikasi setiap tahun untuk menjaga daya saing Anda.

Saya sudah pernah menulis tips untuk menghadapi ujian sertifikasi. Anda bisa membacanya melalui tautan berikut ini:

How to pass AWS & GCP Global Certification πŸ₯—

Tak Ada Pelaut Hebat Dari Laut Yang Tenang 🌊

x

Akhir kata, semoga tahun 2025 membawa lebih banyak peluang, pelajaran baru, dan keberhasilan untuk kita semua. Jangan pernah berhenti belajar dan teruslah melangkah maju 🌀️